Kajian Sirah Nabawiyah: Menelusuri Masa Muda Nabi Muhammad SAW



Kajian Sirah Nabawiyah HMJ Sejarah Peradaban Islam, Jum'at (21/02/2020)




HMJ SPI, Purwokerto-Post.,
A. TANDA KENABIAN

Rasulullah saw merupakan manusia yang mulia. Diantara tanda-tanda kenabiannya sudah terlihat ketika beliau masih kecil. Salah satunya yaitu ketika ia mengikuti perjalanan pada umur 12 tahun dengan pamannya beserta rombongannya menuju Syam tepatnya pada 583 M (perjalanan syam yang pertama). Dalam perjalanan tersebut Muhammad bertemu dengan seorang pendeta yaitu Bukhaira seorang penganut Arius dan Nastur (tidak mengakui Yesus). Sebelumnya pendeta tersebut tidak pernah menyapa siapapun yang melewati Syam. Tetapi Bukhaira melihat ada sesuatu yang aneh ketika ia melihat ada awan yang selalu mengikuti seorang anak kecil dan pohon rindang yang selalu menaunginya untuk berteduh (Muhammad). Bukhaira sangat penasaran dengan anak kecil tersebut. Sehingga Bukhaira berniat untuk menjamu rombongan yang bersama Muhammad tersebut.

Lalu rombongan tersebut masuk ketempatnya untuk dijamu. Namun ketika semua rombongan telah masuk ke tempatnya, ia tidak melihat seseorang yang dimaksud. Lalu ia bertanya kepada salah satu rombongan tersebut apakah semua rombongan telah masuk?. Ia menjawab semua rombongan telah mausk, terkecuali ada seorang anak kecil yang diluar untuk menjaga barang-barang kami. Lau Bukhaira berkata kalau begitu, suruhlah anak tersebut untuk masuk. Setelah Muhammad masuk ke perjamuan, Bukahira mengajaknya untuk berbicara terkait hal yang telah ia lihat sebelumnya. Demi Latta dan Uzza aku ingin bertanya kepadamu, maukah kamu menjawab dengan sebenar-benarnya? Muhammad tidak lantas menjawabnya, karena ia bersumpah dengan nama Latta dan Uzza. Demi Tuhan (Allah) aku ingin beratnnya kepadamu, maukah kamu menjawab dengan sebenar-benarnya? barulah Muhammad mau menjawabnya. Pada saat itu Bukhaira melihat di pundak kanan dan kiri Muhammad terdapat benjolan. Benjolan tersebut menurutnya adalah salah satu ciri-ciri kenabian yang berdasarkan kitab suci yang dianutnya. Sebelumnya juga terdapat tanda-tanda kenabian yang terlihat pada asuhan ibunya yaitu Aminah. Yaitu ketika dalam perjalanan, seseorang bertanya apakah  ini anakmu? ia menjawab ya, ini anak saya lalu ia berkata lagi sungguh, jika ia (Muhammad) seorang anak yatim niscaya aku akan membunuhnya.

Pada usia awal usia remaja, Muhammad tidak memiliki pekerjaan tetap. Ia bekerja biasa mengembala kambing diantara Bani Saad di Mekkah sengan beberapa imbalan. Muhammad merupakan sesorang yang jujur, dan kejujuran tersebut hingga terdengar ke telinga Khadijah. Kebiasaan orang Quraisy adalah berdagang, untuk itu Khadijah menawarkan Muhammad untuk berdagang ke Syam.

Ketika umur 15 tahun Muhammad pernah mengikuti Perang Fijar, yaitu perang yang terjadi di antara kabilah. Perang tersebut pernah terjadi sebanyak 4 kali, dan perang yang diikuti oleh Muhammad yaitu Perang Fijar yang keempat. Perang tersebut terjadi antara kabilah Quraisy, Kinanah melawan kabilah Hawazin. Perang Fijar disebut juga sebagai perang pendurhakaan karena perang tersebut bertepatan pada bulan-bulan yang dilarang untuk bereperang. Perang tersebut dipicu karena ada salah seorang Bani Hawazin yang menjual dagangannya, dan ketika diperjalanan untanya tersebut dibunuh oleh Bani Kinanah. Dalam peperangan tersebut menimbulkan banyak korban, sehaingga para ketua kabilah bersepakat untuk berdamai sebelum banyak korban lagi yang terluka. Mereka bersepakat damai dengan syarat Bani Kinanah harus membayar ganti rugi perang. Mereka berjanji tidak akan ada lagi terjadinya perang dan akan melindungi orang-orang yang lemah. Perjanjian tersebut disebut Hilful Fudhul atau sumpah utama.

Diriwayatkan oleh Ali bahwasannya Rasul tidak pernah melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang arab jahiliyah kecuali 2 hal, diantaranya menghadiri hiburan ke sebuah acara pernikahan dimana dalam acara tersebut terdapat hiburan semacam rebana. Namun ketika mendatangi hiburan tersebut Muhammad merasa mengantuk karena kedua telinga dan matanya ditutup oleh Allah sehingga ia tertidur, ketika ia terbangun pun matahari sudah menyemburat ke matanya sehingga ia pun terbangun. Hal tersebut sudah terjadi sebanyak dua kali, sehingga Muhammmad berpikir untuk tidak menghadiri hiburan-hiburan yang sedemikian rupa. Selain itu Selain itu, ia juga pernah bermain atau mengangkat batu yang menyebabkan aurat Muhammad tersingkap. Menghadiri hari besar pada saat itu, pada saat itu Muhammad tidak ingin mendatangi perayaan hari besar tersebut. Namun, ia dipaksa oleh pamannya. Dalam acara tersebut Muhammad merasa ketakutan seperti melihat setan, yang dimana Ka’abah pada saat itu dianggap sebagai tempat suci. Diriwayatkan pula dalam perayaan hari besar tersebut ada seseorang yang mengenakan jubah putih yang mendatangi Muhammad yang seolah-olah ia mengisyarakatkan Muhammad untuk pergi dari tempat tersebut.

Pada usianya yang ke 25 tahun Muhammad melakukan perjalanan Syam (yang kedua) bersama Maisaroh. Perjalanan tersebut yaitu untuk berdagang milik Khadijah. Dalam perjalanan Syam tersebut menurut Maisaroh banyak hal yang menakjubkan yang terjadi di antaranya ketika berdagang dengan Muahammad yang awalnya cuaca sangat panas berubah menjadi sejuk, dagangan yang dijual selalu laris, dan dalam menawarkan dagangan Muhammad berlaku lemah lembut terhadap pembelinya. Diriwayatkan pada saat perjalanan tersebut Muhammad berteduh disebuah pohon, hal tersebutlah membuat seorang Pendeta Nasthur tertarik, karena menurutnya tidak ada seorang pun yang duduk dibawah pohon tersebut kecuali seorang nabi. Sehingga pendeta tersebut pun bertanya kepada maisaroh  apakah Muhammad mempunyai bintik merah di matanya yang tidak pernah hilang? Maisaroh menjawab ya, Muhammad memiliki tanda bintik merah di matanya dan tidak pernah hilang.

Pada saat perjalanan pulang Maisaroh pun menceritakan kejadian-kejadian yang dialaminya kepada Khadijah. Karena itu Khadijah kagum kepada Muhammad dan ingin menikah dengannya. Khadijah pun menceritakan perasaannya kepada Nafisah. Lalu Nafisah pergi untuk menemui Muhammad menyampaikan perasaan Khadijah, Nafisah berkata  Apakah kamu mau jika ada seorang janda , kaya, mapan, cantik, dan terhormat yang ingin menikah denganmu tanpa meminta mahar apapun (Khadijah)? Muhammad pun meng-iya kannya.

B. RENOVASI KA'BAH (602 M)


Pada usia tiga puluh lima tahun, terjadi renovasi Kabah. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya atap Kabah, sehingga memudahkan para pencuri untuk mengambil isi yang terdapat di dalam Kabah. Untuk merenovasinya Kabah terlebih dahuku dirobohkan, yang mengawali perobahan Kabah yaitu Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumi yang setelahnya diikuti  oleh semua orang. Luas kabah pada masa itu yaitu dengan panjang atas 16 hasta, panjang bawah 32 hasta, lebar bawah 22 hasta dan lebar atas sisi belakang 31 hasta (155 cm).

Pada saat bagian peletakan Hajar Aswad diantara kabilah terjadi perselisihan yaitu siapa yang paling tepat untuk meletakannya. Untuk itu Abu Umayyah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi menawarkan jalan keluarnya yaitu orang yang pertama kali masuk lewat pintu masjid maka orang tersebutlah yang berhak untuk meletakannya. Dan saat itu Muhammad lah yang berhak untuk meletakan Hajar Aswad. Mereka menjulukinya sebagai Al-Amin.

Setelah orang-orang berkempul di sekitarnya dan memberitahu apa yang harus dilakukannya. Muhammad mengambil selendang dan meletakan Hajar Aswad ditengahnya yang ujung selendang tersebut dipegang olah para pemuka kabilah, sehingga meletakan Hajar Aswad tersebut bersama-sama. Hal tersebut menunjukan begitu adil dan bijaksananya Rasulullah dalam menyelesaikan persoalan.


******
Sumber: Sirah Nabawiyah karya Syeikh Shsafiyyurrahman Al-Mubarokfuri
Editor: Departemen Infokom