Jalan-Jalan Sejarah: Museum Bank BRI Purwokerto



 Jalan-Jalan Sejarah HMJ Sejarah Peradaban Islam: "Mendongkarak Minat Mahasiswa Sejarah di Wilayah banyumas, Senin (24/02/2020)


HMJ SPI, Purwokerto- Jalan-jalan sejarah (JJS) yang dimana merupakan kegiatan  rutinan dari Divisi Kesejarahan dan Kebudayaan HMJ SPI kali ini berkesempatan mengunjungi  Museum BRI yang terletak di Jl. Jendral Soedirman No. 57 Purwokerto (Senin, 24/02/20).  Rizki, selaku ketua koordinasi dari penyelenggara menyebutkan dipilihnya Museum Bri bukan karena tanpa sebab, menurutnya:
“Sebagaian dari generasi muda tentu tidak memahami dan tidak megerti bagaimana sejarah dan  perkembangan perbankan indonesia, untuk itu kita memilih Museum BRI karena merupakan tonggak awal berdirinya perbankan jauh sebelum Indonesia merdeka yang kebetulan  juga lokasinya dekat dengan kampus’’ tuturnya kepada penulis.

Sebelum masuk alangkah baiknya kita mengisi buku tamu yang  memang diperuntukan untuk pengunjung. Melangkah masuk ke dalam museum, kita disambut dengan patung Kurewa,  Andika yang ditunjuk sebagai pemandu menjelaskan patung Kurewa merupakan simbol kemakmuran dalam kepercayaan Hindu. Karena itulah Kurewa dipakai sebagai lambang Bank. Kuwera sering digambarkan berperut gendut, memakai mahkota, kalung, gelang tangan dan kaki, dan pundi uang di bawah bantal dan kursi.

Masih berada di lantai satu, kita dapat melihat diaroma berdirinya bank BRI, dikisahkan bahwa Patih Raden Aria Wiraatmadja mendirikan Bank Bantuan dan Simpenan Pangreh Praja Bumi sebagai sarana untuk memeberikan pinjaman uang dengan bunga rendah kepada masyarakat. Adapun hal ini dilakukan karena beliau terkejut saat hadir di sebuah undangan acara yang diselenggarakan oleh seorang guru yang berpenghasilan rendah dan menanyakan sumber dana dari penyelenggaraan yang mewah tersebut ternyata berasal dari seorang lintah darat. Dari bank bantuan inilah menjadi cikal bakal berdirinya bank BRI yang sekarang menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia. Selain diaroma cikal bakal berdirinya bank BRI, di lantai ini juga terdapat pakaian kerja dan pakaian sehari-hari Raden Aria.

Pada bagian lain terdapat juga koleksi celengan berbagai bentuk, dari yang berbentuk bulat sederhana, ayam jago hingga berbentuk celeng (babi hutan). Ada juga uang logam jaman Majapahit, Oeank Republik Indonesia (ORI) serta sejarah terciptanya ORI. ORI sendiri pertama kali beredar resmi sebagai alat pembayaran yang sah pada tanggal 30 Oktober 1946 dan tanggal tersebut dicanangkan sebagai hari keuangan.












Uang  logam Majapahit  
         


















 Celengan jaman Majapahit













Oeank Republik Indonesia

Turun ke lantai bawah kita akan disuguhi sejarah bank BRI dari masa ke masa, dan juga peralatan yang digunakan seperti mesin hitung, brankas dll.

   
       










Mesin hitung uang logam

Di lantai ini juga terdapat perpustakaan yang cukup luas, didalamnya terdapat kearsipan-kearsipan bank BRI.
 Setelah puas dengan pemaparan dan penjelasan dari Andika, penulis berkesempatan menanyakan perihal tentang jalan-jalan sejarah (JJS) tersebut dan rencana kedepannya kepada Afik Fathurrohman selaku ketua HMJ SPI, menurutnya:
“Sebagai mahasiswa sejarah setidaknya tahu walau tidak harus paham sejarah di daerahnya, dipilihnya museum BRI karena ya  berada di Banyumas. Walau seperti anak SMP yang hanya jelajah Museum setidaknya kita dapat satu ilmu disitu, untuk rencana kedepannya mungkin kita akan mengadakan ke pendekatan budaya , rencananya akan ke acara sedekah bumi di Rawalo” tukasnya dengan gaya santuy dan khas candaanya saat wawancara kemarin.


Reporter: @yahya_mahesa28(Mahasiswa SPI angkatan 2018: Pengurus HMJ SPI-Dep. Kesejarahan dan Kebudayaan)
Editor : Alifa (Departemen infokom)