KAJIAN SIRAH NABAWIYAH PART 07
HMJ SPI IAIN Purwokerto_Post:
STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW; Dakwah Secara Terang-Terangan
Perintah dimulainya dakwah secara terang-terangan yaitu dari Q. S Al-Hijr: 94 dan Q. S Asy- Syuara: 214-215. Ayat inilah yang secara langsung memerintahkan Rasulullah untuk berdakwah atau menyeru kepada umat manusia secara terang-terangan. Setelah mendapat perintah tersebut, Rasulullah beregas ke Bukit Shafa untuk menyampaikan risalahnya kepada orang-orang Quraisy. Setelah mendengar pernyataan tersebut, orang-orang Quraisy, salah satunya Abu Lahab mencelanya dengan kata-kata: "Celakalah kamu Hai Muhammad."
Setelah dakwah secara terang-terangan dilaksanakan, orang-orang Quraisy mulai geram dan memusuhinya. "Sesungguhnya berhala yang kalian sembah tiadalah yang bermanfaat, ia tidak bisa bicara, melihat dan ia diciptakan dari kedua tangan manusia." Seru Nabi Muhammad.
Ketika orang-orang kafir Quraisy mulai diliputi rasa khawatir jika agama Islam mampu mengalahkan agama nenek moyang mereka, kelompok mereka mencoba untuk memberi suatu nama tertentu kepada Muhammad. Pada saat itu mereka berkumpul di rumah Al-walid untuk memutuskan nama yang tepat untuk Nabi Muhammad dimulai dari julukan berupa dukun, orang gila, seorang penyair, dan tukang sihir. Hingga diambil keputusan untuk memberi julukan kepada Nabi Muhammad dengan nama 'Tukang Sihir.' Dengan julukan tersebut, Quraisy semakin membuat nama Nabi Muhammad terkenal dengan julukan itu dan mulai beberapa orang ingin mengetahui tentang Nabi Muhammad. Bukannya berniat untuk menjelekannya, tetapi di sisi lain malah berdampak baik yang mengundang rasa penasaran di kalangan mereka terhadap Nabi Muhammad.
Strategi yang digunakan oleh kaum kafir Quraisy yang selanjutnya adalah dialog dengan Abu Thalib atau disebut dengan isrilah dialog yang pertama untuk mencegah dakwah Rasulullah, namun Abu Thalib menolak permintaannya tersebut. Adapun dialog yangn kedua, kaum kafir Quraisy menyampaikan perihal yang sama pula kepada Abu Thalib, namun kali ini mereka mengancam akan membunuh Abu Thalib dan Rasulullah jika tidak mengikuti perintahnya. Dialog yang ketiga yaitu berisi kaum kafir Quraisy ingin mengganti pemimpinnya dengan Umarah bin Walid. Karena ketiga diaolog tersebuat tidak ada satu pun yang berhasil, kaum kafir Quraisy pun semakin murka dan memusuhi Nabi Muhammad beserta pengikutnya disusul dengan siksaan secara fisik kepada mereka.
Nabi Muhammad SAW pernah mengalami siksaan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy, yaitu pernah dililit lehernya menggunakan baju oleh Uqbah bin Abu Muaith tepat di halaman Ka'bah. Namun hal ini tidak berhasil karena Abu Bakar mengetahuinya dan dengan sigap mendorong Uqbah. Selain itu Nabi Muhammad suatu ketika sedang melaksakan shalat di dekat Ka'bah. Saat sedang sholat terdapat sesorang yang meletakan kotoran, darah dan kulit hewan di pundaknya, namun setelah itu putrinya, Fatimah datang dan lekas megambil kotoran tersebut.
Kaum kafir Quraisy tidak tinggal diam, mereka mencoba untuk mengahancurkan Rasulullah degan harta, kehormatan, dan kekuasaan. Utbah bin Rabiah menemui Rasulullah untuk memberikan tiga tawaran, yaitu memberikan kehormatan kepada Rasulullah untuk menjadi pemimpin mereka, dan juga memberikan kekuasaan untuk menjadi raja, serta jika terdapat kejadian yang membuat Rasulullah terluka mereka akan menyediakan tabib (doktor). Mendengar hal tersebut Nabi Muhammad menjawabnya dengan menggunakan Q. S Fussilat: 1-4. Mendengar bacaan ayat Al-Quran yang indah tersebut, bergemetarlah hati Utbah dan bersujud di hadapan Nabi Muhammad SAW. Setelah Utbah kembali ke kelompoknya, ia menyampaikan bahwa Nabi Muhammad bukanlah dukun ataupun penyihir, tetapi mereka malah menyangka Utbah telah tersihir oleh Nabi Muhammad.
Tidak cukup atas apa yang teleh dilakukan oleh kaum kafir Quaraisy, mereka kembali menguji Rasulullah melalui An Nadhar dan Utbah untuk menemui pendeta dan memepertanyakan ujian apa yang akan diberikan kepada Nabi Muhammad. Setelah itu, pendeta tersebut memberikan jawaban untuk memberikan tiga pertanyaan kepada Rasulullah, jika pertanyaan tersebut mampu untuk dijawab maka benarlah bahwa Muhammad merupakan seorang nabi. Pertanyaan tersebut meliputi:
1. Beberapa orang pemuda pergi di masa lalu dan memiliki sebuah cerita yang unik?
2. Seseorang yang berkeliling sampai Timur dan Barat?
3. Tentang Ruh dan apa hakikatnya?
Setelah mendapatkan pertanyaan tersebut, Utbah dan An Nadhar pergi menemui Rasulullah dan mengajukan pertanyaan-pertnyaan yang mereka dapatkan. Rasulullah menjawabnya bahwa beliau akan menjawabnya besok, namun esok hari wahyu belum juga turun hingga hari ke 15 yang membuat orang-orang kafir Quraisy meragukan kenabiannya. Tetapi tepat 15 hari, Jibril datang untuk menurunkan wahyu Q. S Al-Kahfi: 23-24, "..dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, Sesungguhnnya aku akan mengerjakan besok pagi, kecuali (dengan menyebut), Insya Allah.." Keesokan harinya pula turun wahyu berupa jawaban atas pertanyaann yang diberikan oleh Utbah dan An Nadhar. Surah atau jawabannya yaitu:
Q. S Al-Kahfi: 9, "..Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan kami yang mengherankan?."
Q. S Al-Kahfi: 83-85, "..Meraka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.."
Q. S Al-Isra: 85, "..Dan mereka bertanya kepadamu tentah ruh. Katakanlah Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.."
Dari ketiga pertanyaan tersebut, Nabi Muhammad mampu menjawab pertanyaan mereka dengan benar.
Tambighun
a) Abdullah bin Masud
Abdullah bin Masud merupakan orang yang pertama-tama membaca Al-Quran dengan suara nyaring setelah Rasulullah SAW. Ia merupakan sosok yang menawarkan dirinya untuk membacakan ayat Al-Quran di hadapan orang-orang Quraisy. Hal tersebut kurang disetujui dikarenakan akan terlalu banyak risiko jika ia melakukan tersebut. Sehingga pada sutau saat Abdullah bin Masud berkunjung ke Makam Nabi Ibrahim dan membacakan Surah Ar-Rahman. Dari kejauhan orang-orang Quraisy pun mendengarkan bacaan surah tersebut. Setelah mengetahui bahwa yang dibaca adalah Ayat Al-Quran, mereka spontan memukulinya, terutama Abu Lahab hingga bedarah dan merobek telinganya.
Mendengar hal itu, Rasulullah sangat bersedih. Kemudian Jibril datang dan tersenyum. Hal ini disebabkan Abdullah bin Masud, pada saat Perang Badar ia berhasil membunuh Abu Lahab.

Komentar