Sejarah Hari Arafah
Padang Arafah merupakan sebuah tempat mulia yang menjadi arena berkumpulnya hamba-hamba Allah SWT yang taat di Tanah Suci.Mreka menghilangkan segala perbedaan dunia dan menghapus sisa-sisa kemusyrikan dan kesombongan. Jemaah haji berkumpul dari segala penjuru dunia.Mereka yang sudah memenuhi segala ketentuan haji berbondong-bondong memulai menunaikan Rukun Islam kelima tersebut, dan puncaknya bertepatan pada 10 Zulhijah.
Ada beberapa makna dari penyebutan nama Arafah itu sendiri. Berdasarkan buku bertajuk Rujukan Utama Haji & Umrah untuk Wanita karya Dr. 'Ablah Muhammad al-Kahlawi, berikut beberapa versi terkait penyebutan nama Arafah:
1. Menjadi tempat pertemuan Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah keduanya diturunkan oleh Allah ke Bumi secara terpisah. Nabi Adam diturunkan di India, sedangkan Siti Hawa di Jeddah.
2. Mengacu para peristiwa pengajaran manasik haji oleh Jibril kepada Nabi Ibrahim AS. Dikisahkan, setelah mengajarkan manasik haji kepada Ibrahim, Jibril berkata, "Apakah engkau sudah mengerti (a'rafta)?" Ibrahim menjawab, "Ya, sudah."
3. Mengacu pada perkataan, "Aku telah membuat harum ('arrafa) ruangan ini."
4. Berkaitan dengan hari kesembilan bulan Zulhijah dan hari-hari sebelum dan sesudahnya. Peristiwa Nabi Ibrahim AS bermimpi diperintah untuk menyembelih putranya, Ismail, terjadi pada hari kedelapan bulan Zulhijah.
Selanjutnya, saat Nabi Ibrahim AS mengalami kebimbingan hati dan pikiran perihal apakah mimpinya itu merupakan bisikan setan atau perintah langsung dari Allah, disebut hari Tarwiyah."Ketika Nabi Ibrahim AS meyakini mimpinya tersebut perintah langsung dari Allah, hal itu terjadi pada hari kesembilan bulan Zulhijah (hari Arafah)," demikian tulis Dr. 'Ablah Muhammad al-Kahlawi.
Komentar